Article | 2021-09-02 03:30:41
Kista Gigi? Segera Tangani Sebelum Parah
Permasalahan gigi dan mulut tidak sebatas sakit gigi akibat infeksi dari gigi berlubang. Masalah gigi dan mulut bisa muncul dengan atau tanpa gejala yang disadari penderitanya. Untuk itu, terkadang dokter gigi menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa rontgen gigi untuk mengetahui kondisi gigi, jaringan sekitar gigi, sampai sendi rahang. Salah satu contoh penyakit gigi dan mulut yang bisa anda alami adalah kista gigi.
Kista gigi adalah rongga berbentuk kantong yang berisi cairan kolesterin yang letaknya di sekitar gigi atau gusi. Kista gigi biasanya terjadi karena infeksi yang tidak ditangani segera pada gigi berlubang. Walaupun kista gigi merupakan benjolan yang jinak, namun jika tidak segera ditangani bisa berbahaya bagi kesehatan gigi dan mulut. Kista gigi sering tidak disertai gejala, sehingga baru diketahui saat pasien melakukan pemeriksaan rontgen gigi pada susunan gigi, jaringan sekitar gigi, dan tulang rahang. Padahal semakin dini kista gigi ditangani, semakin kecil juga dampak yang ditimbulkan oleh kista gigi terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Salah satu penyebab kista gigi paling umum adalah gigi berlubang yang tidak ditangani. Sayangnya, tidak sedikit orang yang mengabaikan gigi berlubang karena belum sakit, atau bahkan ketika sudah merasa sakit, banyak orang lebih memilih mengatasinya hanya dengan obat pereda nyeri dibandingkan ke dokter gigi untuk merawatnya. Padahal obat pereda nyeri hanya mengatasi gejala saja, bukan sumber penyakitnya. Proses perjalanan penyakit dari gigi berlubang akan terus berlanjut sampai akhirnya akan terbentuk rongga berupa kantung di ujung akar, yaitu kista gigi. Kista gigi tidak selalu muncul di ujung akar gigi, namun bisa juga muncul di gusi, dan pada kondisi tertentu bisa muncul lebih dari satu.
Ada beberapa penyebab terjadinya kista gigi, antara lain; infeksi dari gigi berlubang yang tidak ditangani segera dan akhirnya gigi mati, kelainan pada pertumbuhan gigi (gigi tumbuh miring), impaksi gigi, dan faktor genetik (sangat jarang terjadi). Untuk mengetahui penyebab kista gigi yang pasien derita, dokter gigi perlu melakukan pemeriksaan fisik langsung dan pemeriksaan penunjang berupa rontgen gigi. Berdasarkan lokasi kemunculannya, ada beberapa jenis kista yang umum terjadi, di antaranya:
- Kista periapikal: umum dikenal sebagai kista radikuler yang terbentuk di pangkal gigi sebagai akibat dari infeksi pulpa dan kematian saraf gigi.
- Kista dentigerous: berasal dari jaringan yang mengelilingi mahkota gigi yang belum erupsi atau muncul ke permukaan gusi, kista jenis ini berkaitan dengan impaksi gigi bungsu.
- Kista mucocele: jenis kista rongga mulut yang berkembang pada jaringan lunak, seperti pipi bagian dalam, bibir, dan lidah.
- Keratocystic odontogenic tumor (KCOT): jenis kista yang terjadi pada tulang rahang bawah dekat geraham ketiga, memiliki kecenderungan untuk kambuh seperti tumor setelah prosedur bedah.
Secara umum perkembangan kista cenderung lambat dan biasanya tanpa disertai gejala, namun tidak menutup kemungkinan dapat berkembang menjadi tumor ganas atau kanker.
Kista gigi yang berukuran sangat kecil dapat hilang dengan sendirinya dan bisa juga diobati dengan penggunaan obat anti-inflamasi dan antibiotik melalui resep dokter. Obat anti-inflamasi digunakan untuk mengatasi peradangan yang disebabkan oleh kista, antibiotik digunakan untuk kista yang disertai dengan infeksi. Terkadang jika ada rasa sakit, dokter gigi akan meresepkan analgesik untuk mengurangi rasa sakit.
Jika ukuran kista sudah besar dan tidak dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, dokter gigi akan melakukan operasi pengangkatan kista gigi. Dikutip dari jurnal Kista radikuler dan kista dentigerous yang diterbitkan Makassar Dental Journal, ada dua metode yang digunakan untuk perawatan kista, yakni:
- Enukleasi: prosedur untuk menghilangkan lapisan kista secara keseluruhan yang bisa dilakukan apabila lapisan kista mudah dipisahkan dari perlekatan tulang. Enukleasi dapat dilakukan pada semua kista yang berukuran kecil hingga sedang.
- Marsupialisasi: prosedur pengembalian kista seperti semula, dilakukan dengan memotong lapisan kista dan mengeluarkan isinya. Efeknya tekanan pada rongga kista menghilang, menghentikan penyebaran, dan mendorong penyusutan kista.
Untuk menghilangkan kista secara permanen, Anda dapat mempertimbangkan prosedur enukleasi. Lain halnya dengan marsupialisasi yang jadi alternatif apabila metode enukleasi cukup berisiko, terutama untuk jenis kista periapikal besar dan kista dentigerous pada anak.
Pastikan anda melakukan pemeriksaan penunjang berupa rontgen gigi jika diperlukan sebelum perawatan gigi. Selalu konsultasikan masalah kesehatan gigi dan mulut anda pada dokter gigi kepercayaan anda. Sayangnya, tidak semua dental klinik dilengkapi dengan rontgen unit, sehingga biasanya pasien harus melakukan rontgen di tempat lain dan kembali lagi ke klinik untuk menyerahkan hasil rontgen. BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center hadir dengan fasilitas lengkap, termasuk rontgen gigi untuk mendukung perawatan dental, khususnya bedah mulut oleh dokter gigi yang handal di bidangnya. Ada beberapa rontgen gigi yang bisa dilakukan di BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center, antara lain: Periapikal, Panoramik, Cephalometri, dan bahkan CBCT 3D, yang tentunya akan mendukung pemeriksaan, penegakan diagnosis, serta membantu dokter gigi dalam menentukan rencana tindakan terbaik untuk anda. BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center merupakan klinik gigi terpercaya di dekat Kuta dan tidak jauh dari bandara. Jangan sampai masalah gigi merusak liburan anda di Bali, jika anda sedang menikmati pemandangan Ubud yang asri dan tanpa diduga memerlukan dokter gigi, jarak dari Ubud menuju BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center kurang lebih 35 km.
BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center
Jl. Sunset Road No.86A, Seminyak, Badung, Bali Indonesia 80361.
+6282139396161
REFERENSI:
Higuera, V. Healthline (2018). Dentigerous Cyst.
Houghton, et al. Radiopaedia. Periapical Cyst.
Mappangara S., Tajrin A., & Fatmawati. (2014). Kista radikuler dan kista dentigerous. Makassar Dental Journal Vol.3 No. 6 (2014).
Mayoclinic.org. 2018. Jaw Tumors And Cysts – Diagnosis And Treatment
Sood, et al. (2015). Treatment of Large Periapical Cyst Like Lesion: A Noninvasive Approach: A Report of Two Cases. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry, 8(2), pp. 133–137.