Peri Gigi dan Lempar Gigi Susu, Sebuah Mitos Mengenai Gigi Anak

Article | 2021-09-07 01:48:40

Home » Articles » Peri Gigi dan Lempar Gigi Susu, Sebuah Mitos Mengenai Gigi Anak

Peri Gigi dan Lempar Gigi Susu,

Sebuah Mitos Mengenai Gigi Anak.



Masa kanak-kanak adalah masa yang indah, di mana anak-anak lekat dengan dongeng, imajinasi, dan mitos mengenai hal-hal ajaib lainnya, tidak terkecuali mitos mengenai peri gigi. Dikutip dari Wikipedia, Peri gigi adalah sosok fantasi anak di usia dini yang populer di Amerika Serikat dan dipercaya juga di banyak negara lainnya. Menurut legendanya, saat seorang anak giginya tanggal atau dicabut, maka gigi yang sudah tanggal itu diletakkan di bawah bantal dan peri gigi akan menukarnya menjadi uang. Faktanya, orangtua dari anak yang kehilangan giginya ini yang menukar gigi tersebut dengan uang. Ini dilakukan sebagai motivasi agar anak-anak tidak takut kehilangan gigi susunya saat sudah waktunya tanggal. Hingga saat ini kepercayaan anak-anak mengenai peri gigi ini masih populer di banyak negara. Mitos peri gigi dan ritual meletakkan gigi susu yang tanggal di bawah bantal ini bisa dibilang merupakan suatu kepercayaan di mana seorang anak beranjak dewasa karena gigi susunya yang tanggal akan digantikan oleh gigi permanen.

Selain mitos mengenai peri gigi, di Indonesia sendiri mitos yang banyak dipercaya dan masih banyak dipraktikkan orang-orang adalah melempar gigi susu anak yang tanggal. Gigi susu yang tanggal atau baru saja dicabut akan dilempar atau dibuang ke arah atas untuk gigi bawah dan ke arah bawah untuk gigi atas. Menurut kepercayaan banyak orang terhadap mitos ini, hal ini dilakukan agar gigi pengganti bisa segera tumbuh menggantikan gigi susu yang sudah tanggal, sehingga anak akan segera beranjak dewasa. Padahal faktanya, ritual melempar gigi ke atas atau ke bawah tidak akan mempengaruhi erupsi dari gigi permanen seseorang. Walaupun banyak orang yang sudah tahu mengenai fakta tersebut, sampai saat ini banyak orang masih mempraktikkannya untuk memotivasi sang anak agar tidak malu kehilangan gigi karena sebentar lagi gigi permanennya akan tumbuh.

Mitos peri gigi maupun lempar gigi susu hanyalah mitos yang populer di masyarakat untuk mempertahankan imajinasi anak-anak. Mitos-mitos tersebut tidak berhubungan sama sekali dengan cepat atau lambatnya tumbuh kembang gigi anak. Biasanya gigi susu tanggal untuk pertama kali di usia 6-7 tahun. Tanda-tanda gigi susu yang sudah waktunya tanggal atau dicabut antara lain:

  • Gigi susu goyang

  • Sudah terlihat penonjolan berbentuk gigi di dekat gigi susu

  • Pada pemeriksaan rontgen gigi akan terlihat akar gigi susu yang sudah teresorbsi dan tampak gigi permanen yang sudah siap erupsi

Adapun urutan erupsi gigi permanen, yaitu:

  1. Gigi molar atau gigi geraham rahang bawah (usia 6-7 tahun)

  2. Gigi geraham rahang atas (usia 6-7 tahun)

  3. Gigi seri depan rahang bawah (usia 6-7 tahun)

  4. Gigi seri rahang atas (usia 7-8 tahun)

  5. Gigi taring rahang bawah (usia 9-10 tahun)

  6. Gigi geraham kecil ke-1 atau premolar 1 (usia 10-11 tahun)

  7. Gigi geraham kecil ke-3 atau premolar 2 rahang atas dan rahang bawah (usia 10-12 tahun)

  8. Gigi taring (usia 11-12 tahun)

  9. Gigi geraham ke-2 (usia 12-13 tahun)

Perlu diketahui bahwa tidak semua anak mengalami pertumbuhan gigi permanen sesuai dengan penjelasan waktu erupsi di atas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi erupsi gigi permanen seseorang terlambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali, yaitu:

  • Faktor Lokal: cedera pada gigi susu, tumor pada gigi, gigi susu tanggal lebih awal dari waktunya, impaksi gigi, pertumbuhan gigi di luar lengkung rahang (ektopik), dan celah atau sumbing pada mulut.

  • Faktor Sistemik: malnutrisi, kekurangan vitamin D, penyakit yang berhubungan dengan hormon endokrin, penyakit cerebral palsy, dan kemoterapi jangka panjang.

  • Faktor Genetik: berhubungan dengan penyakit keturunan.

Orangtua perlu memperhatikan tumbuh kembang anak, termasuk giginya. Orangtua sebaiknya membawa anak ke dokter gigi secara rutin untuk mengetahui perkembangan gigi anak. Dokter Gigi akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa rontgen gigi untuk mengetahui susunan gigi susu dan gigi permanen, posisi gigi, dan kelainan-kelainan yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang gigi anak. BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center hadir dengan fasilitas lengkap, termasuk rontgen gigi untuk mendukung perawatan dental, khususnya bedah mulut oleh dokter gigi yang handal di bidangnya. Ada beberapa rontgen gigi yang bisa dilakukan di BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center, antara lain: Periapikal, Panoramik, Cephalometri, dan bahkan CBCT 3D, yang tentunya akan mendukung pemeriksaan, penegakan diagnosis, serta membantu dokter gigi dalam menentukan rencana tindakan terbaik untuk anda. BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center merupakan klinik gigi terpercaya di dekat Kuta dan tidak jauh dari bandara. Jangan sampai masalah gigi merusak liburan anda di Bali, jika anda sedang menikmati pemandangan Ubud yang asri dan tanpa diduga memerlukan dokter gigi, jarak dari Ubud menuju BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center kurang lebih 35 km.


BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center
Jl. Sunset Road No.86A, Seminyak, Badung, Bali Indonesia 80361.
+6282139396161

REFERENSI:

Amaral-Freitas, et al. (2019). Rare Dental Development Disturbance in Primary and Permanent Teeth Following Trauma Prior to Tooth Eruption: Case Report. Dental Traumatology.

Boka, et al. (2009). Tooth Eruption: Topical and Systemic Factors that Influence the Process. Balk J Stom 13, pp. 11–4.

Blair, John R.; McKee, Judy S.; Jernigan, Louise F., Psychological Reports, Vol 46(3, Pt 1), June 1980. "Children's belief in Santa Claus, Easter Bunny and Tooth Fairy". pp 691–694.

Wikipedia. Tooth Fairy. (diakses 29 Agustus 2021)