Konsultasi Dental Online, Efektifkah?

Article | 2022-03-28 09:06:15

Home » Articles » Konsultasi Dental Online, Efektifkah?

Konsultasi Dental Online,

Efektifkah?




Di situasi pandemi seperti sekarang ini, tidak sedikit orang menunda kunjungan ke dokter gigi karena berbagai alasan, khususnya takut terpapar virus Covid-19. Sejak awal 2020, dua tahun yang lalu, banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan konsultasi medis online, atau yang lebih populer disebut telemedicine. Lalu, bagaimana dengan konsultasi dental? Bisakah dilakukan secara online? Efektifkah jika seseorang melakukan konsultasi dental secara online? Dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsultasi dental online.

Telemedicine adalah teknologi yang memungkinkan pasien berkonsultasi dengan dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung. Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), konsultasi dengan dokter membantu pasien mendapatkan informasi mengenai dugaan diagnosis, perawatan atau penanganan pertama pada penyakit maupun kasus cedera, hingga tips-tips untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Di beberapa negara, telemedicine sudah umum dilakukan oleh masyarakat luas, namun di Indonesia teknologi ini semakin populer sejak era pandemi berlangsung sampai saat ini. Telemedicine sejatinya bukan wacana baru, tapi bagi Indonesia hal ini menjadi masalah tersendiri karena kepastian hukum dan Undang-Undang yang mengatur khusus tentang hal ini belum ada. Bahkan untuk mengadaptasikan sistem pelayanan  yang berbasis online akibat Covid-19  Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) secara situasional menerbitkan Perkonsil 74 Tahun 2020 Tentang Kewenangan Klinis dan Praktek Kedokteran Melalui Telemedicine di masa Pandemi Covid 19. Alasan utama orang-orang di Indonesia melakukan konsultasi secara online adalah untuk meminimalisir tatap muka dan mengurangi risiko penularan virus Covid-19.

Di kedokteran gigi sendiri, konsultasi dental online sebenarnya sudah dilakukan sebelum pandemi, hanya saja konsultasi online dirasa kurang efektif karena untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan fisik langsung pada gigi yang dikeluhkan, dan beberapa di antaranya memerlukan pemeriksaan penunjang. Implementasi Telemedicine dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut mengalami tantangan dan hambatan tersendiri. Hal ini disebabkan karena hampir seratus persen perawatan gigi dan mulut merupakan tindakan psikomotorik atau intervensi langsung berupa tindakan pada mulut pasien. Telemedicine yang dapat dilakukan dengan mudah hanya berupa Tele-Konsultasi, diluar dari itu dibutuhkan infrastruktur teknologi informasi yang memadai. Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal ABC Cardiol, seperti dilansir laman National Institute of Health, menyimpulkan kelemahan utama telemedicine adalah dokter tidak dapat memeriksa pasien secara langsung. Keterbatasan tersebut tentu berpengaruh pada kualitas diagnosa.

Oleh karena itu, pemeriksaan dental secara langsung ke dokter gigi merupakan langkah yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis agar rencana perawatan yang akan diberikan bisa tepat sesuai kebutuhan pasien. Lakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali di dokter gigi kepercayaan anda. BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center merupakan klinik gigi terpercaya di dekat Kuta dan tidak jauh dari bandara. Jangan sampai masalah gigi merusak liburan anda di Bali, jika anda sedang menikmati pemandangan Ubud yang asri dan tanpa diduga memerlukan dokter gigi, jarak dari Ubud menuju BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center kurang lebih 35 km. Percayakan perawatan gigi anda pada dokter gigi di klinik gigi terbaik di Bali pilihan anda.


BIA (Bali Implant Aesthetic) Dental Center
Jl. Sunset Road No.86A, Seminyak, Badung, Bali Indonesia 80361.
+6282139396161

REFERENSI:

http://pdgi.or.id/artikel/telemedicine-dentistry (diakses 23 Maret 2022)

https://tirto.id/mengenal-telemedicine-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya-fsnL (diakses 23 Maret 2022)