Article | 2020-02-04 16:55:41
Home » Articles » Kesehatan Gigi Anak Dimulai dari Perawatan Mandiri di Rumah
Dalam upayanya membentuk kebiasaan menjaga kebersihan mulut anak peran orang tua sangat penting. Kebiasaan ini juga akan berlanjut kepada wawasan si anak sebagai bekal kebiasaan baik di kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan juga akan tumbuh sebuah pemahaman bahwa perawatan di dokter gigi tidak menakutkan karena gigi sudah terawat setiap hari.
Ayah, Bunda, berikut adalah kebiasaan yang bisa ditanamkan di rumah terkait dengan pemeliharaan kesehatan gigi anak-anak Anda:
Awasi dan bantu anak jika memiliki kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk ini meliputi menghisap ibu jari, menggigit benda-benda, menggigit kuku, topang dagu atau bahkan mengunyah satu sisi. Kebiasaan buruk ini bisa mengganggu tumbuh kembang tulang rahang dan gigi sehingga ketika dewasa, arah pertumbuhannya akan menyimpang.
Untuk anak bayi, meski giginya belum tumbuh, biasakan sejak dini proses pembersihan mulut dengan cara melilitkan perban atau kain kasa steril dengan air hangat. Bersihkan gusi, lidah, langit-langit mulut dan lipatan dalam pipi. Sehingga setelah gigi pertama tumbuh, kebiasaan ini akan berlanjut tanpa ada kendala.
Gigi balita pertama pada umumnya muncul setelah 6 bulan atau bisa jadi lebih cepat. Pembersihan dengan menggunakan kasa steril seperti yang telah dijelaskan di atas bisa dilanjutkan. Untuk anak yang lebih dewasa lagi, pembersihan dengan menggunakan finger tootbrush bisa jadi pilihan. Anak akan terbiasa dengan tekstur sikat gigi.
Sikat gigi anak bisa digunakan jika anak sudah bisa belajar memegang sendiri. Pakailah sikat gigi dengan ukuran kepala sikat yang paling kecil. Pakailah pasta gigi untuk anak yang aman jika tertelan.
Meskipun menggunakan pasta gigi anak-anak dan aman jika tertelan, cegah anak jangan sampai memakan atau menjilat langsung pasta gigi dari tabungnya.
Biasakan menyikat gigi secara terjadwal setiap harinya. Waktu terbaik untuk menyikat gigi adalah pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Menyikat gigi di pagi hari akan mengurangi akumulasi bakteri yang berkembang di malam hari ketika tidur dan menyikat gigi di malam hari menjelang tidur akan menciptakan kondisi mulut yang bersih dari sisa makanan yang bisa menjadi media pertumbuhan bakteri di malam hari ketika tidur.
Durasi menyikat gigi yang terbaik adalah 2 menit. Tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat. Waktu ini cukup optimal untuk membersihkan seluruh permukaan gigi tanpa buru-buru.
Sikat gigi harus diganti setidaknya sekali dalam 3 bulan atau jika bulu sikat sudah tampak mekar karena bulu sikat yang rusak bisa melukai gusi dan pembersihan di celah-celah gigi tidak maksimal. Bulu sikat yang sudah mekar sebelum 3 bulan menunjukkan bahwa tekanan dalam menyikat gigi terlalu besar. Ini berisiko membuat lapisan email gigi terkikis/ sebaiknya lakukan penyikatan gigi dengan kekuatan yang sedang.
Awasi pola makan anak-anak. Setelah anak selesai makan atau minuman manis apalagi lengket, ingatkan agar selalu dibilas dengan minum air putih. Makanan yang terbaik untuk gigi adalah buah dan sayuran berserat tinggi dan mengandung banyak air.
Sebagai tambahan, orang tua bisa mengajarkan untuk menyikat permukaan lidah setelah permukaan gigi tersikat seluruhnya. Menyikat lidah bisa dilakukan dengan sikat gigi yang sama.
Pemakaian dental floss juga bisa diajarkan sejak dini. Fungsi dari dental flos adalah menjangkau celah-celah gigi yang tidak mampu dilewati oleh bulu sikat.
Itulah poin-poin yang bisa dibiasakan pada anak agar gigi anak tetap sehat. Anak memiliki hak kesehatan gigi yang sama dengan orang dewasa. Meski gigi anak bisa berganti bukan berarti menjadikan alasan untuk membiarkan kerusakan gigi anak terselesaikan dengan sendirinya. Dengan membiasakan sejak dini, tumbuh kembang anak dan masa depan psikososial anak akan berkualitas.
Sumber:
Ghofur, Abdul. 2012. Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut.Yogyakarta : Mitra Buku
Sariningsih, Endang. 2012. Merawat Gigi Anak Sejak Usia Dini. Jakarta : Gramedia.
https://www.ibupedia.com/artikel/balita/usia-paling-tepat-mengajak-anak-ke-dokter-gigi