4 Peran Orang Tua Menjaga Kesehatan Gigi Anak

Article | 2020-02-15 18:59:12

Home » Articles » 4 Peran Orang Tua Menjaga Kesehatan Gigi Anak


Orang tua memiliki pengaruh sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. Dalam usaha memelihara kesehatan gigi anak, harus ada keterlibatan interaksi antara anak. Orang tua dan dokter gigi. Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu, dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak. Karena anak adalah peniru yang baik, maka orang tua menjadi orang yang pertamakali dijadikan sebagai panutan. Dari kebiasaan meniru inilah akan tercipta kebiasaan perilaku baik yang tertanam hingga si anak dewasa.

Walau masih memiliki gigi anak, orang tua harus memberikan perhatian serius pada anak. Pertumbuhan gigi permanen anak ditentukan oleh kondisi gigi sulung anak. Namun kenyataannya, masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa gigi sulung hanya sementara dan akan digantikan oleh gigi permanen, sehingga mereka sering menganggap bahwa kerusakan pada gigi sulung bukan merupakan suatu masalah.

Anak, pada usia 2 tahun terjadi proses indentifikasi yaitu proses mengadopsi sifat, sikap, pandangan orang lain dan dijadikan sifat, sikap dan pandangannya sendiri. Anak akan melakukan segala sesuatu dengan cara menirunya. Orang tua akan menjadi contoh dan panutan untuk ditiru. Tugas orang tua sebagai panutan inilah yang menjadi tantangan lebih jika orang tua mengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu banyak waktu dan usaha untuk memperbaiki kesalahan tersebut ketika anak sudah terlanjur terikat dengan perilaku dan kebiasaannya.

Itulah sebabnya, pada masa-masa tersebut, orang tua harus mengambil ketegasan untuk membiasakan anak dengan kegiatan positif. Pada usia inilah saat terbaik untuk mulai mengajarkan menggunakan sikat gigi.

Peran orang tua sebagai pemelihara kesehatan anak adalah sebagai berikut:

  1. Pengasuh 

Peran orang tua sebagai pengasuh kesehatan gigi meliputi pemberian asupan makan yang baik untuk kesehatan gigi sesuai umur. Pada dasarnya, makanan yang baik adalah sayur dan buah yang mengandung banyak serat dan berair, biji-bijian dan ikan yang banyak mengandung fluor alami dan mengurangi asupan makanan manis dan lengket. 

  1. Pendidikan

Pendidikan kesehatan gigi pada anak harus didapat pertamakali dari lingkungan keluarga. Inilah pentingnya wawasan paradigma sehat yang harus ditanamkan pada orang tua. Pendidikan ini meliputi bagaimana cara menyikat gigi yang baik, apa makanan yang baik dan harus dihindari dan juga pemberian wawasan atau pengenalan mengenai perawatan ke dokter gigi sebagai perawatan yang tidak menakutkan. Pemberian pendidikan ini bisa diberikan oleh orang tua dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak, dengan mendongeng, membacakan buku atau memutarkan video edukasi kesehatan gigi.

  1. Pendorong

Peran orang tua dalam mendampingi si anak belajar adalah dengan memberikan semangat agar si anak tetap melakukan tugas hariannya dengan teratur. Hal ini sebagai upaya dalam membentuk kebiasaan perilaku di masa depan. Pemberian motivasi, hadiah dan pujian sangat dianjurkan terutama jika si anak berhasil melakukan apa yang ditugaskan atau ketika si anak berhasil mencapai tingkatan yang lebih baik lagi. Hindari kritik yang tidak membangun jika anak gagal. Pendekatan motivatif lebih dianjurkan untuk membangun urgensi dan kesadaran si anak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

  1. Pengawas

Orang tua sebagai pengawas kesehatan gigi dimulai dari menjaga agar anak tidak melakukan perilaku yang berdampak buruk pada kesehatan gigi. Misalnya, kebiasaan buruk menghisap jempol, menggigit benda-benda, bertopang dagu, mengunyah satu sisi yang berakibat terganggunya pertumbuhan rahang dan gigi. Pola makan juga perlu perhatian khusus selama si anak masih gemar makan makanan atau minuman manis. Pelarangan tidak selalu diperlukan. Yang terpenting adalah bagaimana membiasakan minum air putih sebagai penetral makanan atau minuman manis yang telah dikonsumsi tersebut.

Orang tua juga harus aktif memeriksa gigi dan mulut anak seperti melihat adanya gigi yang berlubang, goyah, tanda-tanda tumbuhnya gigi pengganti dan pertumbuhan gigi yang tidak normal.


Berdasarkan empat hal tersebut, satu hal yang mutlak dibutuhkan orang tua adalah wawasan terhadap kesehatan gigi secara umum. Diawali dari diri sendiri agar layak dijadikan panutan untuk anak-anaknya. Karena bagaimanapun, anak-anak memiliki hak kesehatan yang sama seperti orang dewasa, namun cara pendekatannya berbeda karena anak masih dalam tahap tumbuh kembang.


Sumber:

  1. Rahayu TU. Pengaruh edukasi menggunakan Kartu Indikator Karies Anak (KIKA) terhadap perilaku ibu tentang pencegahan karies gigi sulung di Kelurahan Randusari Semarang. Jurnal Media Medika Muda KTI Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2013; 2(1):1-9.

  2. Isro’in L, Andarmoyo S. Personal Hygiene: konsep, proses, dan aplikasi praktik keperawatan. Jakarta: Graha Ilmu; 2012.

  3. Pintauli S, Hamda T. Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan pemeliharaanya. Edisi ke-1. Medan: USU Press; 2008.

  4. Effendy N. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 1998.

  5. Winarsih BD. Hubungan peran serta orang tua dengan dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah di RSUD RA Kartini Jepara [Thesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2012

  6. Halim MP. Peran orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St Yoseph 1 Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2012.