Article | 2020-03-13 12:58:01
Cegah Gigi Berlubang Menggunakan Apel
Konsumsi buah yang segar dan kaya akan vitamin, mineral, serat dan air dapat membantu dalam pembersihan gigi. Apel merupakan salah satu buah yang dapat membersihkan gigi dari sisa makanan karena mengandung serat tinggi. Sebagian besar serat selain ditemukan pada buahnya, juga ditemukan pada kulitnya.
Serat adalah polisakarida nonpati, yaitu karbohidrat kompleks yang terbentuk dari gugusan gula sederhana yang bergabung menjadi satu serta tidak dapat dicerna. Mengunyah buah yang kaya akan serat akan merangsang dan meningkatkan produksi saliva. Aliran saliva dapat melindungi gigi dari proses kerusakan dan dapat menurunkan akumulasi dari sisa-sisa makanan. Konsumsi buah apel terbukti mampu menurunkan indeks debris sehingga mengonsumsi buah apel baik dilakukan setelah makan.
Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan yaitu dapat merangsang partumbuhan tulang rahang pada anak sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pertumbuhan gigi yang berjejal.
Terdapat berbagai jenis dan warna buah apel dan memiliki banyak khasiat. Di Indonesia, apel merupakan buah yang digemari oleh masyarakatnya, menurut Badan Pusat Statistik tahun 2006 rata-rata konsumsi apel di Indonesia hingga 1,1 kg perkapita pertahun. Penelitian mengenai keefektifan buah apel dalam menurunkan plak sudah pernah dilakukan dalam bentuk sediaan pasta gigi.
Apel mencegah pembentukan plak baik secara mekanis maupun kimiawi, yaitu sebagai self cleansing melalui seratnya yang dapat membersihkan sisa plak gigi dengan cara menggigit dan mengunyah, serta melalui reaksi biokimiawi yang diperankan oleh katekin, yaitu senyawa polifenol yang terkandung dalam buah dan daun apel. Total kandungan fenolik dan flavonoid tertinggi terdapat dalam apel jenis Fuji. Buah apel juga memiliki kandungan tannin yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut, sehingga dapat mencegah karies gigi dan penyakit gusi.
Bagaimana Mekanismenya?
Secara mekanis makanan berserat dapat melindungi gigi karena kemampuannya dalam merangsang aliran ludah. Sekitar sembilan puluh persen aliran ludah dihasilkan saat makan merupakan reaksi atas rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan. Dalam penelitian lain disebutkan bahwa mengunyah makanan yang bertekstur keras, kasar, dan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran dapat menstimulasi aliran saliva, dimana hal ini dapat meningkatkan pembersihan makanan dan mengurangi perlekatan makanan di rongga mulut. Selain itu kebiasaan memakan makanan yang berserat akan menghambat pembentukan plak, dan dapat berperan sebagai pengendali plak secara alamiah. Dalam penelitian lain menyatakan bahwa apel yang dikonsumsi setelah setelah makan dapat membersihkan gigi, dengan cara mengurangi debris sisa makanan dan plak. Kecepatan sekresi saliva dan diet dapat mempengaruhi perubahan pH air ludah. Selain itu salah satu fungsi saliva sebagai buffer yaitu melalui kandungan bikarbonat dan sulfat yang dapat mengurangi keasaman plak. Hal tersebut karena manfaat mengkonsumsi apel setelah makan menimbulkan rasa asam dari apel sehingga dapat merangsang aliran saliva. Dengan meningkatnya laju aliran saliva, pH air ludah meningkat (menjadi basa) dan kemampuan buffer juga semakin meningkat.
Sumber:
Maitra B. 10 tip menjaga kesehatan gigi dan mulut. Jakarta: Readers digest Indonesia. [cited 11 mei 2015]. Diunduh dari: http://www.readersdigest.co.id/sehat/i nfo.medis/10.tip.menjaga.kesehatan.g igi.dan.mulut/005/001/224
Padmiari I. Manfaat buah-buahan dan sayur-sayuran. Politeknik Kesehatan Denpasar. 2010. p. 12
Hasan A. Manfaat konsumsi serat bagi kesehatan gusi dan gigi. Jakarta: Cara hidup sehat; [cited 11 Mei 2015]. Di unduh dari: http://www.carahidupsehat.com/2014 /01/manfaat-konsumsi-serat-bagikesehatan.html?m=1
.Kidd E, Bechal S. Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya (22nd ed.). Jakarta: EGC, 2013; p. 67-8, 73.
Nurhayati S. Hubungan mengunyah buah apel sebagai self cleansing effect dengan debris index pada siswa MI Negeri Mulur Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo tahun 2009. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Semarang. 2010. p. 46
Cahyati WH. Konsumsi papaya (Carica papaya) dalam menurunkan debris index. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013;8(2):133
Wilson, M., 2009.Figuring Out Fiber An Apple A day. University of Nevada Cooperative Extention.http://www.unce.unr.edu. Diunduh 28 Desember 2013
Dewi, R.A.P., dan G. Wibisono. 2011.Pengaruh Pasta Gigi Dengan Kandungan Buah Apel (Pyrus Malus) teerhadap Pembentukan Plak Gigi.http://www.eprints.undip.ac.id. Diunduh Desember 2013
Boyer, J., dan Rui Hai Liu. 2004. Apple Phytochemicals and Their Healths Benefits Nutr J 3.5: 12.
Moynihan, P., dan Petersen, P. E., 2004.Diet, nutrition and the prevention of dental diseases. ])>
Kidd, Edwina A. M., dan Sally Joyston Bechal.1991. Dasar Dasar Karies. EGC. Jakarta
Stegeman CA, Davis JR. The dental hygienist’s guide to nutritional care.3rd edition. St. Louis: Saunders Elsevier, 2010: 352-362.
Chemiawan, E., E. Riyanti, dan F. Fransisca.2007..4!)4=##$-?%$"B#'-W4)4!1%7#$- Gigi dan Mulut Antara Anak Vegetarian dan Non Vegetarian di Vihara Maitreya Pusat Jakarta.Jurnal PDGI,
Bestari, B. 2005. Pengaruh Mengunyah Buah Apel Terhadap Perubahan PH Saliva. Universitas Sebelas Maret
Edgar, W. M., 1977. Apples and the teeth- ”Nature’s toothbrush” reappraised British Medical Journal