Article | 2020-04-04 09:44:03
Home » Articles » Amankah Perawatan Gigi di Tengah Pandemi Coronavirus (COVID-19)?
Amankah Perawatan Gigi di Tengah Pandemi Coronavirus (COVID-19)?
Tentang COVID-19
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus yang baru ditemukan.
Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO telah meresmikan nama penyakit ini sebagai COVID-19 dan di tanggal yang sama pula, International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberi nama virus penyebab penyakit ini dengan nama severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Nama ini dipilih karena virus tersebut secara genetik terkait dengan coronavirus yang bertanggung jawab atas wabah SARS tahun 2003. Meski terkait, kedua virus itu berbeda.
Gejala
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini akan mengalami gangguan pernapasan. Orang yang lebih tua, atau mereka yang memiliki masalah medis penyerta seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker akan berisiko terjadi penyakit yang lebih serius.
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan adalah memberi jarak dan menghindari kontak dengan orang lain dan seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air.
Penyebaran
Virus COVID-19 menyebar terutama melalui percikan air liur atau keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, jadi penting bagi Anda untuk membiasakan perilaku ketika batuk dan bersin yang aman yaitu menutup mulut dan hidung Anda ke siku yang tertekuk ketika bersin atau batuk.
Berstatus Pandemi
Rabu, 11 Maret 2020, sekitar tiga bulan sejak wabah Coronavirus atau COVID-19 menyebar ke berbagai negara, World Health Organization (WHO) akhirnya menetapkan penyakit ini sebagai 'pandemik' karena terjadi di seluruh dunia, dengan cakupan area yang luas, melintasi batas-batas negara dan berdampak pada orang dalam jumlah besar.
Perawatan Gigi Elektif
Dokter gigi dihimbau untuk menunda tindakan tanpa keluhan simtomatik, bersifat elektif, perawatan estetis, tindakan dengan menggunakan bur/scaler/suction. Alat-alat dokter gigi seperti bur, scaler (alat untuk pembersihan karang gigi dan suction (penyedot ludah) berisiko menciptakan percikan-percikan ke udara dari mulut pasien. dari percikan inilah virus juga bisa menyebar dengan mudah ke orang lain.
Pasien juga wajib memahami bahwa perawatan elektif yang dimaksud adalah perawatan darurat seperti:
Nyeri yang tidak tertahankan.
Gusi bengkak akibat infeksi
Perdarahan di rongga mulut yang tidak terkontrol.
Trauma pada gigi dan tulang wajah akibat kecelakaan.
Maka sebagaimana yang telah di atur di atas, perawatan gigi yang lain sebaiknya ditunda dulu. intinya adalah menahan diri untuk tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan darurat. Jika dalam keadaan mendesak, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:
Cari tahu klinik yang buka dengan cara menelpon atau cek sosial medianya. Tidak perlu berkeliling untuk mencari klinik yang buka. Ingat: tetap tinggal di rumah adalah upaya untuk memutus rantai penyebaran virusnya.
Untuk perawatan gigi yang sudah terjadwal jauh-jauh hari sebelum darurat COVID-19 seperti kontrol behel, pencabutan, penambalan atau kontrol lainnya yang tidak bersifat darurat, apalagi yang hanya ingin perawatan estetik seperti pemasangan behel dan veneer mumpung diliburkan, dimohon untuk menunda hingga situasi terkendali. Libur di saat seperti ini ada tujuannya, yaitu agar masyarakat tetap di rumah dan meminimalkan kontak dengan orang lain. Maka dimohon kerjasamanya.
Informasikan dengan jujur apa keluhan Anda dan kondisi kesehatan Anda apakah sedang tidak sehat, flu, pilek atau tidak enak badan agar fasilitas kesehatan yang akan Anda datangi bisa mempersiapkan pencegahan yang diperlukan.
Informasikan juga jika Anda pernah bepergian ke Area atau berkontak dengan orang yang terconfirmasi COVID-19.
Ikuti perkembangan informasi dari sumber terpercaya.
Selalu konsultasikan masalah kesehatan gigi dan mulut anda pada dokter gigi dan klinik gigi terbaik di Bali pilihan Anda.
BIA Dental Center
Jl. Sunset Road No.86A, Seminyak, Badung, bali Indonesia 80361.
+6282139396161
Sumber:
WHO
CDC
PDGI
Kemenkes RI