Article | 2020-04-15 03:38:06
Home » Articles » Perokok Rentan Kena COVID-19 sampai Masalah Gigi dan Mulut
Perokok Rentan Kena COVID-19 sampai Masalah Gigi dan Mulut
Efek terhadap tertularnya COVID-19
Meski semua orang memiliki potensi risiko untuk tertular virus corona dan menderita Covid-19, namun ternyata para perokok memiliki risiko yang lebih besar dari orang yang tidak merokok. Para perokok menjadi salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular Covid-19, selain kelompok usia lanjut dan orang-orang yang sudah memiliki penyakit bawaan.
Perokok cenderung rentan terhadap penularan COVID-19 karena jari yang digunakan untuk memegang rokok (dan kemungkinan rokok tersebut terkontaminasi) terjadi kontak dengan bibir dan kemudian meningkatkan kemungkinan transmisi virus dari tangan ke mulut. Para perokok ini juga biasanya telah memiliki penyakit paru-paru atau telah berkurangnya kapasitas paru-paru yang akan memperbesar risiko terhadap penyakit yang lebih serius.
Produk rokok seperti shisa yang menggunakan selang dan pipa yang digunakan secara bergantian akan menfasilitasi transmisi penyebaran COVID melalui jalur komunitas dan sosial.
Kondisi yang meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen atau berkurangnya kemampuan tubuh dalam enggunakannya secara normal akan membuat pasien memiliki risiko besar terhadap kondisi paru-paru serius, misalnya pneumonia.
Merokok menekan fungsi imun di paru-paru dan memicu terjadinya peradangan.
Tidak hanya para perokok yang menggunakan cara tradisional, tapi merokok dengan cara kekinian pun, seperti penggunaan vape, tidak bisa menghindarkan seseorang dari risiko penyakit paru-paru.
Asap rokok yang dihisap pun mengurangi kapasitas paru-paru menyerap oksigen. Hal ini menjadi faktor yang membuat perokok lebih berisiko mengalami sakit pernapasan, seperti pneumonia yang juga dampak dari infeksi corona.
Secara alami, paru-paru manusia memproduksi lendir. Pada perokok, lendir biasanya lebih banyak dan kental. Lendir ini berisiko menyumbat area paru dan menjadikan sistem pernapasan rentan terinfeksi virus, termasuk corona.
Pada saat bersamaan, zat destruktif pada rokok juga melemahkan sistem imun yang menjadikan tubuh perokok harus bekerja lebih keras dalam melawan paparan virus. Selain itu, orang yang merokok juga membahayakan lingkungannya karena asap yang dihasilkan membuat orang terdekatnya sebagai perokok pasif. Sejauh ini, perokok pasif dinilai rentan pula mengalami dampak buruk dari rokok.
Efek Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Gigi dan jaringan lunak rongga mulut, merupakan bagian yang dapat mengalami kerusakan akibat rokok. Penyakit jaringan pendukung gigi, karies, kehilangan gigi, penurunan gusi, lesi prekanker, kanker mulut, serta kegagalan implan, adalah kasus-kasus yang dapat timbul akibat kebiasaan merokok.
Penelitian terdahulu membuktikan bahwa merokok dapat memberikan pengaruh langsung terhadap jaringan pendukung gigi. Perokok memiliki peluang lebih besar menderita penyakit jaringan pendukung gigi seperti kehilangan tulang alveolar, peningkatan kedalaman saku gigi serta kehilangan gigi, dibandingkan dengan yang bukan perokok.
Akumulasi plak gigi juga terbukti lebih tinggi pada perokok, dibanding bukan perokok. Munculnya berbagai kondisi patologis sistemik maupun lokal dalam rongga mulut, disebabkan karena terjadinya penurunan fungsi molekul, termasuk fungsi ludah. Kerusakan komponen antioksidan ludah, diikuti dengan penurunan fungsinya, ditemukan pada beberapa kelainan di rongga mulut.
Selalu konsultasikan masalah kesehatan gigi dan mulut anda pada dokter gigi dan klinik gigi terbaik di Bali pilihan Anda.
BIA Dental Center
Jl. Sunset Road No.86A, Seminyak, Badung, bali Indonesia 80361.
+6282139396161
Sumber:
https://www.kompas.com/
https://www.who.int/
https://tirto.id/
Warnakulasuriya S., Dietrich T., Bornstein M., Peidró E., Preshaw P., Walter C., Wennström J., and Bergström J. Oral health risks of tobacco use and effects of cessation. International Dental Journal 2010. 60:7-30.
Mullally, B.H. The Influence of Tobacco Smoking on the Onset of Periodontitis in Young Persons. Tobacco Induced Diseases 2004. 2: 53-65.
Axelsson P., Paulander J. and Lindhe J. Relationship between smoking and dental status in 35-59, 65-75 years old individuals. J Clin Periodontal 1998. 25 : 297- 305.
Ernster Ul., Grondy Dg., Greene Jc., Walsh M., Robertson P., Daniels Te., Benowitz N., Siegel D., Gerbert B., and Hauck Ww. Smokeless tobacco used and health effects among baseball players. J Am Dent Assoc 1990. 264 (2) : 218-224.
Preber H., Kant T. and Bergstrom J. Cigarette smoking oral hygiene and periodontal health in Swedish army conscripts. J Clin Periodontal 1980 ; 7 : 106.
Markkanen H., Paunio., Tuominen R., and Rajala M. Smoking and periodontal disease in the Finnish population aged 30 years and over. J Dent Res 1985 ; 64 : 932.
Revianti S. Pengaruh Radikal Bebas pada Rokok terhadap Timbulnya Kelainan di Rongga Mulut. DENTA Jurnal Kedokteran Gigi FKG-UHT 2007. 1(2) : 85-9.