Article | 2020-04-30 03:46:15
Cegah Stigmatisasi COVID-19
PENYEBARAN Covid-19 tidak hanya menjadi sebuah persoalan kesehatan semata. Karena begitu masif penyebarannya, hal itu telah menimbulkan persoalan lain pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti persoalan ekonomi, politik, pertahanan, keamanan, sosial dan bahkan budaya.
Tanpa kita sadari, perubahan pada berbagai aspek tersebut turut mengubah perilaku masyarakat di seluruh dunia, termasuk dalam hal ini cara pandang antarsesama manusia.
Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi COVID19. Terlebih manusia cenderung takut pada sesuatu yang belum diketahui dan lebih mudah menghubungkan rasa takut pada “kelompok yang berbeda/lain”. Inilah yang menyebabkan munculnya stigma sosial dan diskriminasi terhadap etnis tertentu dan juga orang yang dianggap mempunyai hubungan dengan virus ini.
Perasaan bingung, cemas, dan takut yang kita rasakan dapat dipahami, tapi bukan berarti kita boleh berprasangka buruk pada penderita, perawat, keluarga, ataupun mereka yang tidak sakit tapi memiliki gejala yang mirip dengan COVID-19. Jika terus terpelihara di masyarakat, stigma sosial dapat membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya supaya tidak didiskriminasi, mencegah mereka mencari bantuan kesehatan dengan segera, dan membuat mereka tidak menjalankan perilaku hidup yang sehat.
Apa itu stigma?
Stigma sosial dalam konteks kesehatan adalah hubungan negatif antara seseorang atau sekelompok orang yang berbagi karakteristik tertentu dan penyakit tertentu. Dalam wabah, ini mungkin berarti orang diberi label, stereotip, didiskriminasi, dirawat secara terpisah, dan / atau mengalami kehilangan status karena dianggap memiliki hubungan dengan suatu penyakit.
Perawatan semacam itu dapat berdampak negatif pada mereka yang menderita penyakit, serta pengasuh mereka, keluarga, teman dan masyarakat. Orang yang tidak memiliki penyakit tetapi berbagi karakteristik lain dengan kelompok ini juga mungkin menderita stigma.
Wabah COVID-19 saat ini telah memicu stigma sosial dan perilaku diskriminatif terhadap orang-orang dari latar belakang etnis tertentu serta siapa pun yang dianggap telah melakukan kontak dengan virus tersebut.
Apa dampaknya?
Stigma dapat merusak hubungan sosial dan mendorong kemungkinan isolasi sosial kelompok, yang mungkin berkontribusi pada situasi di mana virus lebih cenderung mudh menyebar. Hal ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih parah dan kesulitan mengendalikan wabah penyakit.
Stigma bisa berakibat:
Mendorong orang untuk menyembunyikan penyakit untuk menghindari diskriminasi
Mencegah orang mencari perawatan kesehatan segera
Mencegah mereka untuk mengadopsi perilaku sehat
Sebagai seorang individu yang bermasyarakat, berikut hal-hal yang dapat kita lakukan:
Pakai nama yang benar, yakni: Penyakit Covid-19 dikarenakan virus SARS-CoV-2. Nama Covid-19 diambil dari kata Co(rona) Vi(rus) D(isease) (20)19, karena muncul tahun 2019. Bukan virus Wuhan, Virus Cina atau Flu Asia.
Tidak menyebut orang yang terjangkit Covid-19 sebagai korban atau penderita, tetapi sebagai pasien.
Menghindari melabel orang, kelompok, etnis atau daerah tertentu sebagai “penyebab” atau “penyebar” Covid-19.
Memberikan dukungan bagi mereka yang terdampak, baik pasien, keluarga pasien atau masyarakat sekitar.
Memberikan penghargaan kepada petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19. Mereka adalah pahlawan dalam perang melawan wabah ini.
Tidak mengulang atau membagikan gosip yang tidak jelas, kabar bohong, apalagi narasi yang bersifat siaran kebencian terhadap satu orang, kelompok, etnis, atau daerah tertentu terkait Covid-19.
Stigma muncul dari ketakutan. Ketakutan muncul dari ketidaktahuan. Jadi lawan dengan mencari informasi yang tepat dari sumber yang benar.
Sebarkan berita baik, misalnya kesembuhan pasien, cara pencegahan yang praktis dan tepat, cara mengamankan diri dan keluarga dari transmisi, atau kisah perjuangan para nakes dalam menangani wabah ini.
Selalu konsultasikan masalah kesehatan gigi dan mulut anda pada dokter gigi dan klinik gigi terbaik di Bali pilihan Anda.
BIA Dental Center
Jl. Sunset Road No.86A, Seminyak, Badung, bali Indonesia 80361.
Sumber:
https://kawalcovid19.id/content/698/mencegah-dan-menangani-stigma-sosial-seputar-covid-19
https://www.unicef.org/media/65931/file/Social%20stigma%20associated%20with%20the%20coronavirus%20disease%202019%20(COVID-19).pdf
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/13/164454765/salah-kaprah-stigmatisasi-dan-diskriminasi-terhadap-pasien-covid-19
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/reducing-stigma.html